Part Two - The Story of the Bridge Helping the Younger Brother-in-Law
Halaman Beranda No.12
Home Page No.12
Dahulu hidup seorang Istri setia yang bermarga Lien.
Once upon a time, there lived a loyal wife surnamed Lien.
Suatu hari, Adik Ipar-nya sedang sekarat di pembaringan,
One day, her younger brother-in-law was dying on the bed,
dan kebetulan Suami-nya tidak berada di rumah,
and coincidentally her husband was not at home,
sehingga tidak ada Orang yang menjaga-nya.
so there was no one to look after him.
Dia ingin mengundang seorang Tabib untuk datang mengobati Adik Ipar,
He wanted to invite a doctor to come to treat younger brother-in-law,
namun sang Tabib tidak bersedia datang
but the doctor was not willing to come
dengan alasan transportasi yang sulit.
because of the difficult transportation.
Sebagai Kakak Ipar, dia merasa tidak tega,
As a elder sister-in-law, she didn't have the heart,
lalu dia segera membopong Adik Ipar
so she immediately carried her younger brother-in-law
dan menyeberangi sungai untuk pergi berobat ke Dokter.
and crossed the river to go to the doctor for treatment.
Dan berhasil menyelamatkan jiwa sang Adik Ipar.
And successfully to save the soul of her younger brother-in-law.
Dan di kemudian hari, untuk mengenang semangat-nya,
And later on, to commemorate her zeal,
maka di atas sungai itu dibangun sebuah jembatan
a bridge was built over the river
yang diberi nama “Jembatan Menolong Adik Ipar”.
which was named "The Bridge of Helping Younger Brother-in-Law".
Pada suatu hari di daerah itu datang seorang Pejabat baru,
One day in that region a new official came,
saat melewati jembatan itu dan melihat nama yang tertera di atas-nya,
when he crossed the bridge and saw the name written on it,
dia lalu membuat sajak untuk menertawakan-nya,
he made a rhyme to laughed it,
“Menolong Adik Ipar, mengapa tidak menolong Suami,
"Helping younger brother-in-law, why not help your husband,
Walau ada Kesetiaan, namun tidak menjaga Kesucian,
Although there is faithfulness, but not keeping chastity,
Meskipun me-minum habis air di Sungai Chang Ciang,
Despite drinking all the water in the Chang Ciang River,
Juga tidak dapat membersihkan hati yang kotor ini”.
Couldn't clean this dirty heart ”.
“Di lain hari, Lien melihat sajak yang tertulis di jembatan itu,
"Another day, Lien saw the rhyme that written on the bridge,
apalagi diketahui yang membuat adalah Pejabat Lin di tempat itu,
moreover she known that it was Lin's Official in that place had made that rhyme,
dalam hati merasa marah
in her heart, she felt angry
dan juga membuat sajak untuk membalas-nya,
and also made a rhyme to reply him,
“Tanpa sebab, mengapa harus menolong Suami ?,
"Without a reason, why should help husband ?,
Mana ada Orang yang tidak menolong di saat bahaya,
Where there are people who don't help in times of danger,
Hati-ku bersih bagaikan air di Sungai Chang Ciang,
My heart is as clean as water in the Chang Ciang River,
Sungguh benci, Pejabat mencemarkan nama baik-ku”.
I really hate it, the Official has tarnished my good name ”.
Tidak lama kemudian,
Not long after,
Pejabat Lin mengetahui masalah ini dan menyadari kesalahan-nya.
the Lin's Official found out about the matter and realized his mistake.
Sehingga memuji Nyonya Lien sebagai Istri yang menjaga Kesucian
So that he praised Mrs. Lien as a wife who keeps chastity
dan juga sebagai seorang wanita yang ber-kepandaian tinggi.
and also as a woman of high intelligence.
Lalu mengundang Nyonya Lien minum bersama untuk membersihkan nama-nya.
Then invited Mrs. Lien to drink together to clear her name.
Kejadian ini lalu menjadi satu cerita Teladan yang baik.
This incident then becomes a good exemplary story.