Halaman

Bagian Ke-duabelas - Cerita 3

Part Twelve - Story 3


Halaman Beranda No.50
Home Page No.50



Fei Cang, Orang Propinsi He Tong, 
Fei Cang, a person from He Tong's Province, 


sewaktu masih muda,  
when he was young, 


pernah diramal nasib-nya 
had his fate predicted 


oleh seorang Biksu yang bernama Than Cau, 
by a monk named Than Cau, 


bahwa kelak akan mendapatkan kedudukan. 
that one day he would get a position. 


Setelah Fei Cang dewasa, 
After Fei Cang grew up, 


dia menikah dengan seorang gadis yang bermarga Li. 
he married a girl surnamed Li. 


Namun karena Istri-nya itu amat buruk rupa, 
However, because his wife was very ugly, 


sehingga tidak lama kemudian dia menikah lagi, 
so he soon married again, 


dan membiarkan Li hidup dalam hutan. 
and leaving Li to live in the forest. 


Li merasa amat-lah menderita 
Li felt that she was suffering terribly


karena hidup di tengah hutan, 
because of living in the forest, 


sehingga tidak lama kemudian dia pun meninggal dunia. 
so not long after, then she died. 


Dua puluh tahun kemudian, 
Twenty years later, 


Fei Cang bertemu kembali dengan Biksu Than Cau. 
Fei Cang meets again with the Than Cau's Monk. 


Begitu melihat wajah-nya Biksu itu menjadi amat terkejut 
Upon seeing his face, the monk became very surprised 


dan bertanya, 
and asked, 


“Saya waktu dulu melihat wajah Anda adalah wajah seorang yang mempunyai kedudukan. 
“I used to see that your face was the face of a person with position. 


Tetapi mengapa muka Anda hari ini telah berubah semua-nya?”. 
But why your face today has changed overall ? ”. 


Fei Cang berkata, 
Fei Cang said, 


“Rasa-nya saya tidak pernah melakukan kesalahan yang besar. 
"I think I've never made a big mistake. 


Atau-kah mungkin hanya karena saya telah menelantarkan Istri pertama saya saja, 
Or maybe just because I neglected my first wife, 


sudah termasuk kesalahan besar ?”. 
is it a big mistake ? ”. 


Setelah mendengar perkataan Fei Cang, 
After hearing Fei Cang's words, 


Biksu Than Cau kemudian menghela napas 
the Than Cau's Monk then sighed 


seraya berkata, 
then he said, 


“Mengapa Anda hanya demi mengejar kecantikan 
"Why are you only for the sake of pursuing beauty 


dan tidak menjaga Moral Kebajikan ?. 
and not keeping the virtue's moral ? 


Perbuatan Anda telah mengurangi Rejeki sendiri, 
Your actions have reduced your fortunes, 


bukan hanya masa depan yang gagal 
not only will the future fail 


tapi juga akan mendatangkan bencana pula”. 
but will also bring disaster as well. 


Mulai saat itu, 
From then on, 


Fei Cang sering melihat Arwah Li datang untuk membalas dendam. 
Fei Cang often saw Li's Spirit coming to take revenge. 


Dan akhir-nya, 
And in the end, 


dia juga tewas dengan sangat mengenaskan. 
he also died very pathetically. 


Sastrawan Wu Yi Cemembuat sebuah syair,
The literary man Wu Yi Ce makes a verse,


“Tamak kecantikan lupa Kebajikan merusak masa depan-nya, 
"Greedy to beauty, forgets Virtue, ruins his future, 


Membuang Istri, sayang gundik, sungguh ber-hati serigala, 
Throwing away old Wife, cherish of young concubine, really have a wolf heart, 


Arwah datang untuk menagih hutang darah dan nyawa, 
Departed spirits come to collect the debt of blood and life, 


Kedudukan lenyap dan usia di-perpendek lalu binasa”.
Position in life disappears and age is shortened and then perishes".