Part Fourteen - 19
Halaman Beranda No.78
Home Page No.78
19. Hangat-nya Desa Pelosok, Salah Menilai Hati Seorang Biksu
19. The warm of remote village, misjudging the heart of a monk
Cerita 1 :
Story 1:
Pejabat Fang Ku Cen mempunyai seorang Putri yang cantik jelita
Fang Ku Cen's Officical has a beautiful Princess
dan juga pandai dalam ber-sastra serta ber-syair.
who is also good at literature and poetry.
Pada suatu hari,
One day,
Nona Fang mengunjungi Kuil Kuan Seng Ti Cin
Miss Fang visited the Kuan Seng Ti Cin's Temple
yang di dalam-nya terdapat seorang Biksu jahat,
in which there was an evil monk,
dan begitu melihat paras Nona Fang yang cantik jelita,
and when he saw the beautiful face of Miss Fang,
Biksu itu langsung membuat sebuah syair
the monk immediately made a verse
yang ber-bau hal-hal yang melanggar Norma Susila
that violate the Ethics's Norms
dan berkata,
and said,
“Saya ada sebuah Paritta melimpahkan Jasa,
"I have a Paritta to bestow the merit,
kalau Anda membaca-nya,
if you read it,
Para Dewa pasti akan menambah usia Anda”.
the gods will definitely add to your age".
Nona Fang langsung berlutut di depan Altar
Miss Fang immediately knelt in front of the Altar
dan dengan tenang mendengar Biksu itu membaca Paritta.
and calmly she heard the Monk reciting Paritta.
Begitu selesai dibaca,
As soon as he finished reading,
Nona Fang menjadi sangat marah,
Miss Fang became very angry,
karena yang dibacakan oleh Biksu itu
because what was recited by the monk
bukan-lah Paritta yang dimaksud,
it was not the Paritta in question,
melainkan syair yang ber-bau hal-hal yang melanggar Norma Susila
but a poem that violated the Ethics' Norms
yang barusan digubah oleh-nya.
that he had just composed.
Nona Fang dengan lekas meninggalkan Kuil itu dengan menaiki kuda,
Miss Fang quickly left the Temple on a horse,
tapi tiba-tiba saja terdengar suara dari atas Langit
but suddenly a voice came from above Heaven
yang berkata pada-nya,
saying to her,
“Nona Fang, ingat-lah baik-baik syair itu.
“Miss Fang, please remember that verse carefully.
Pulang dan laporkan-lah masalah ini kepada Ayah-mu,
Go home and report this matter to your father,
Saya akan membantu-mu
I will help you
untuk membereskan Biksu cabul itu”.
to solve the problem with that obscene monk ”.
Nona Fang langsung mendongkakkan kepala-nya
Miss Fang immediately raised her head
dan terlihat seorang Dewa yang berwajah sangat merah
and saw a very red-faced god
dengan janggut yang amat panjang,
with a very long beard,
sedang menunggang kuda
riding a horse,
melayang di tengah awan.
floating in the clouds.
Nona Fang mengenal-Nya sebagai Kuan Seng Ti Cin,
Miss Fang knew him as Kuan Seng Ti Cin,
sehingga dengan ber-gegas dia bersujud
so she hurriedly prostrated
dan mengucapkan Terimakasih kepada Beliau.
and thanked Him.
Kembali ke Kuil,
Returning to the Temple,
Biksu cabul itu karena melihat gadis Fang dalam keadaan marah meninggalkan Kuil,
the obscene monk saw the Fang girl in a state of anger leaving the Temple,
maka dia bertanya kepada Orang
so he asked People
dan diketahui
and found out
ternyata gadis itu adalah Putri dari Pejabat Fang.
that the girl was the Princess of Fang's Official
Hati-nya mulai merasa tidak karuan
His heart began to feel chaotic
dan berpikiran ingin segera melarikan diri,
and thought he wanted to run away immediately,
namun baru saja dia meninggalkan Kuil,
but he had just left the Temple,
mendadak saja Dewa Kuan Seng Ti Cin mengikat-nya,
suddenly Kuan Seng Ti Cin's god tied him up,
sehingga dia tidak dapat melarikan diri lagi.
so he could not run away anymore.
Sesampai-nya Nona Fang di rumah,
When Miss Fang arrived home,
dia segera melaporkan kejadian di Kuil tadi kepada Ayah-nya.
she immediately reported the incident at the Temple to her father.
Sang Ayah mendengar penuturan Putri-nya itu menjadi marah besar
The father heard the narrative of his daughter became furious
dan memerintahkan Pengawal-nya
and ordered his guards
untuk segera menangkap Biksu cabul itu.
to immediately arrest the obscene monk.
Setelah tertangkap,
After being caught,
dia lalu dimasukkan ke dalam keranjang bambu
he was then put in a bamboo basket
serta dibuang ke tengah lautan
and thrown into the middle of the ocean
dan menjadi mangsa Naga laut
and became the prey of the sea dragon
untuk menebus dosa-nya.
to atone for his sins.