Halaman

Bagian Ke-enam

Part Six


Halaman Beranda No.25
Home Page No.25


Bagian ini untuk menasehati Manusia, 
This part is to advise humans, 


agar tidak ke tempat pelacuran. 
not to go to prostitution place. 


Para pramuria tidak-lah mempunyai Kesucian dan rasa malu, 
The maids in that place does not have chastity and shame, 


jadi kita sebagai seorang Budiman (Susilawan), 
so we as a virtous man, 


mana boleh memasuki tempat yang gelap dan kotor itu. 
should not enter the dark and dirty place. 


Rumah tangga berantakan, 
Households are messy, 


ada yang keracunan lalu meninggal 
some are poisoned and then died 


dan masih banyak lagi akibat-akibat menjadi pelanggan sex 
and there are many more consequences of being sex customers 


yang semua-nya berakhir dengan mengenaskan. 
which all end up miserably.


Coba-lah berpikir dengan jernih, 
Try to think clearly, 


apabila pada suatu hari kita (kaum Pria khusus-nya) 
if one day we (men in particular) 


dalam keadaan sekarat di atas tempat tidur 
are dying on the bed 


atau dalam penderitaan yang amat sangat, 
or in extreme suffering, 


kemana-kah semua masa lalu yang penuh dengan kenangan indah dan manis itu ?. 
where are all the pasts that full of beautiful and sweet memories ? 


Sejak zaman dahulu, 
Since ancient times, 


mana ada Orang yang bersedia merawat para pramuria itu ?. 
where would anyone be willing to take care of those maids ? 


Penulis pernah mendengar salah satu lagu hokkian 
The author has heard one hokkian song 


yang syair-nya mengatakan, 
which the lyrics said, 


“Wanita di rumah bordir paling tidak ber-perasaan, 
"The woman in the embroidery house had not the least feelings, 


beratus-ratus ribu uang diambil-nya, 
she took hundreds and thousands of money, 


namun akhir-nya yang celaka adalah diri-ku sendiri 
but in the end that is wretched is myself, 


bahkan Anak Istri-ku juga ikut mengalami penderitaan”. 
even my wife's or child also experiences suffering ”.


Ini adalah suara hati dari seorang pelanggan sex 
This was the conscience of a sex client 


yang tersadar dari kekeliruan-nya. 
who had realized his mistake.