Halaman

Bagian Ke-sembilan - Cerita 1

Part Nine - Story 1


Halaman Beranda No.38
Home Page No.38


Di Dusun Yun Nan,
In Yun Nan Hamlet,  


hidup-lah seorang Pelajar yang bernama Siek Li Tuan. 
there lived a student named Siek Li Tuan. 


Dia sangat berbakti kepada Orangtua 
He is very devoted to his parents 


serta sangat sayang dan menghormati Saudara-nya. 
and very dear and respectful to his siblings. 


Dia juga ber-kepribadian lurus, 
He also has a straight personality, 


seperti kalau dia ada melihat buku atau gambar yang dapat menyesatkan Orang-orang, 
like if he sees a book or a picture that can mislead people, 


dia langsung mengeluarkan uang 
he immediately spends money 


untuk membeli-nya untuk di-bakar. 
to buy it to burn. 


Siek Li Tuan sudah beberapa tahun melakukan hal demikian 
Siek Li Tuan has been doing this for several years 


dan tidak pernah putus di tengah jalan. 
and has never stopped halfway through. 


Pada suatu malam, 
One night, 


dia bermimpi Dewa Cin Cia berkata kepada-nya, 
he dreamed that the Cin Cia's god said to him, 


“Anda telah banyak membakar Buku yang melanggar Norma Susila, 
“You have burned many books that violate the moral norms, 


Jasa dan Pahala anda sangat-lah besar. 
your merits and rewards are enormous. 


TUHAN memuji diri-mu berhati mulia, 
The God praised you that have a noble heart, 


maka memberi-mu masa depan yang cemerlang”. 
then give you a brilliant future ”. 


Pada Tahun Khang Si, 
In the Khang Si's Year, 


ternyata dia benar-benar lulus ujian 
it turned out that he actually passed the exam 


dan menjadi Bupati. 
and became a Regent. 


Tahun berikut-nya, 
The following year,  

dia naik pangkat menjadi Wakil Perdana Menteri. 
he was promoted to Prime Minister's Deputy. 


Akhir-nya semua Keturunan-nya menjadi Pejabat, 
Eventually, all his Descendants became Officials, 


menikmati kemewahan 
enjoying luxury 


dan mendapatkan kebahagiaan. 
and finding happiness. 


Melihat jauh Dunia ini, 
Looking far away this world, 


sebagai Orangtua, mana ada yang tidak berpikir demi kebahagiaan Anak-Cucu-nya ?. 
as a parent, who does not think for the happiness of their children and grandchildren ? 


Namun Orangtua zaman sekarang 
However, parents today 


hanya mengerti untuk mencari uang se-banyak-banyak-nya, 
only understand to make as much money as possible, 


agar bisa diberikan kepada Anak-Cucu-nya, 
so that it can be given to their children and grandchildren, 


yang pada akhir-nya hanya-lah kosong belaka. 
in the end are just empty. 


Maka dari itu lebih baik banyak-lah berbuat Kebaikan, 
Therefore, it is better to do a lot of good deeds, 


dengan Budi Kebajikan memberkahi Anak-Cucu. 
with the Virtue can blessing the grandchildren. 


Pepatah mengatakan, 
Proverb says, 


“Lebih baik meninggalkan Budi Kebajikan untuk Keturunan, 
"It is better to leave the Virtue to the Descendants, 


daripada meninggalkan harta”. 
than to leave wealth." 


Di setiap rumah yang terdapat tempat khusus sembahyang Para Leluhur, 
In every house where there is a special place of prayer for the Ancestors, 


pasti ada tertulis, 
it must be written, 


“Kebajikan Leluhur selama-nya akan harum”. 
"The Ancestors' virtue will forever be fragrant." 


Sebaliknya, 
On the contrary, 


tidak pernah tertulis kata-kata, 
it is never written words,  


“Harta warisan Leluhur selamanya akan harum”.  
"Ancestrals' inheritance will forever be fragrant". 


Po Yin Cimenulis sebuah syair, 
Po Yin Ci wrote a verse,


“Membakar Buku yang berbau hal-hal melanggar susila, 
"Burning books that smell of things violating morality,

memusnahkan hal yang sesat, 
eradicating mislead things, 

Pahala yang besar, TUHAN akan selalu memberkati,  
Great reward, the God will always bless, 

Sebagai Anak TUHAN harus-lah membina diri, 
As the Son of God, you must build yourself up, 

Sehingga dapat menikmati kebahagiaan seumur hidup”. 
So that you can enjoy a lifetime happiness ".