Halaman

Bagian Ke-tiga - Cerita 2

Part Three - Story 2


Halaman Beranda No.15
Home Page No.15


Ada sepasang Saudara kembar yang bermarga Kao, 
There are twin brothers with surnamed Kao, 


sang Abang bernama Kao Siau Piau 
the elder brother named Kao Siau Piau 


dan Adik-nya bernama Kao Siau Ci. 
and the younger brother named Kao Siau Ci.


Mereka ber-dua mempunyai wajah yang amat serupa, 
They both have very similar faces, 


dan malahan mereka ber-sekolah, 
and they go to school at the same time, 


menikah dan mempunyai Anak pada saat yang sama pula. 
get married and have children at the same time too. 


Sewaktu berusia 20 tahun, 
When they were 20 years old, 


pernah sekali mereka ber-dua bersama-sama pergi mengikuti Ujian Kecamatan, 
once at time, the two of them went together to take the Sub District Examination, 


lalu menginap di satu losmen. 
then stayed at an inn. 


Dalam losmen itu terdapat seorang Janda muda yang cantik jelita. 
In the inn, there is a young widow who is very beautiful. 


Dikarenakan kesepian, 
Due to loneliness, 


maka begitu melihat Siau Piau yang amat tampan, 
when she saw Siau Piau who was very handsome, 


timbul niat-nya untuk menikah lagi. 
an intention arose to get married again. 


Lalu Janda muda ini langsung memasuki kamar Siau Piau 
Then this young widow immediately entered Siau Piau's room 


dan mengutarakan maksud-nya, 
and made her point, 


namun Siau Piau menasehati-nya dan berkata, 
but Siau Piau advised her and said, 


“Antara Pria dan Wanita, tidak boleh sembarangan, 
"Between a man and a woman, it shouldn't be reckless, 


apabila tiada urusan jangan datang ke kamar saya, 
if you have not a business, don't come to my room, 


kalau Orang-orang salah paham dapat merusak nama baik kita”. 
if people misunderstand it can damage our good name". ...



Janda muda itu tidak peduli, 
The young widow didn't care, 


malahan menjadi lebih sering mendatangi kamar-nya. 
instead she came to his room more often. 


Sehingga membuat Siau Piau lebih tegas lagi menolak Janda itu 
So that Siau Piau even harder to reject the widow 


dan memberitahu Adik-nya, 
and tell his younger brother, 


“Di penginapan ini ada seorang Janda muda yang sering menggoda saya, 
“At this inn, there is a young widow who often tempts me, 


tapi telah ku-tolak dengan tegas. 
but I firmly reject it. 


Kamu harus-lah hati-hati, 
You have to be careful, 


jangan sekali-kali melakukan hal yang memalukan, 
don't ever do anything that is embarrassing, 


sehingga merusak Kebajikan Leluhur kita”. 
so that it will damage our Ancestors' virtue ”. 


Dan Siau Ci pura-pura menyetujui-nya. 
And Siau Ci pretended to approve it. 


Di hari lain, saat Janda muda itu datang lagi untuk menggoda, 
Another day, when the young widow came again to flirt, 


Siau Ci menggunakan kesempatan itu untuk memuaskan nafsu bejat-nya. 
Siau Ci took the opportunity to satisfy his lecherous lust. 


Karena wajah Kakak ber-adik itu bagai pinang dibelah dua, 
Because the face of the elder brother and the younger brother were like a betel nut split in two, 


sama dan serupa, 
same and similar, 


maka Janda itu sama sekali tidak sadar 
so the widow did not realize 


bahwa yang bersama dengan-nya adalah Siau Ci bukan Siau Piau. 
that Siau Ci was with her, not Siau Piau. 


Pada saat pengumuman hasil ujian dipasang, 
When the announcement of the exam's results was posted, 


ternyata Siau Piau lulus ujian 
it turned out that Siau Piau had passed the exam 


dan Siau Ci tidak lulus ujian. 
and Siau Ci did not pass the exam. 


Siau Ci bukan-nya menyesal atas segala perbuatan-nya, 
Siau Ci did not regretted all his actions, 


malah menipu Janda muda itu lagi dengan berkata, 
but deceived the young widow again by saying, 


“Saya telah berhasil lulus ujian, 
"I have successfully passed the exam, 


nanti tahun depan pada musim semi ada Ujian Tingkat Propinsi, 
next year there will be a Provincial Level Examination in the spring season, 


apabila saya berhasil lulus, 
if I can successfully pass the exam, 


pasti saya datang untuk melamar diri-mu”. 
I will definitely come to apply for you". 



Janda muda amat-lah percaya akan kata-kata-nya, 
The young widow really believed his words, 


bahkan memberi barang-barang yang berharga kepada Siau Ci. 
even gave her valuable things to Siau Ci. 


Tahun berikut-nya pada musim semi, 
The following year in spring season, 


Siau Piau ternyata dapat lulus Ujian Tingkat Propinsi itu. 
Siau Piau was able to pass the Provincial Level Examination. 


Janda muda mendengar kabar gembira ini, 
The young widow heard this good news, 


lalu menunggu lamaran dari Siau Piau. 
then waited for the marriage proposal from Siau Piau. 


Namun hari demi hari terus berlalu, 
But the days passed, 


juga tiada kabar berita-nya. 
and there was no news. 


Janda muda menjadi sedih, marah dan benci 
The young widow became sad, angry and hate, 


sehingga membuat-nya jatuh sakit dan meninggal dunia. 
which made her sick and died. 


Sebelum meninggal, dia ada menulis surat untuk Siau Piau. 
Before she died, she wrote a letter to Siau Piau. 


Di saat menerima surat itu, Siau Piau amat terkejut, 
When he received the letter, Siau Piau was very surprised, 


dalam hati berpikir mungkin ini semua adalah perbuatan Adik-nya. 
thinking maybe that it was all doing by his younger brother. 


Maka dengan membawa surat itu 
So by bringing the letter 


dan bertanya kepada Siau Ci tentang masalah surat itu. 
and asking Siau Ci about the problem of the letter. 


Siau Ci tak dapat berkata apa-apa lagi selain mengakui perbuatan-nya. 
Siau Ci could not say anything other than admitting his actions. 


Akhir-nya nasib Siau Ci berakhir dengan mengenaskan. 
In the end, Siau Ci's fate ended miserably. 


Putra-nya tewas 
His son died 


dan dia sendiri juga menjadi buta 
and he himself also became blind 


dan menemui ajal-nya dalam penderitaan. 
and met his death in agony. 


Sebaliknya, Siau Piau hidup panjang umur dan sehat. 
On the other hand, Siau Piau lived a long life and healthy. 


Anak Cucu-nya juga hidup dalam kemuliaan dan ketenaran. 
His children and grandchildren also live in glory and fame. 



Wang Ci Ce sambil menghela napas berkata,
Wang Ci Ce with a sigh said,


“Lahir dengan wajah yang amat serupa, 
"Born with a very similar face, 

Mendapatkan pendidikan yang sama pula, 
Get the same education, 

Hanya karena berzinah dengan seorang Janda, 
Just because of adultery with a Widow, 

Akibat-nya, nasib mereka berlainan jadi-nya, 
As a result, their fate is different, 

Pembalasan akibat berzinah demikian cepat-nya”. 
The retaliation due to adultery is so fast ”. 



Peribahasa sering berkata, 
The proverb often says, 


“Hidup dan mati ditentukan oleh nasib”, 
"Life and death are determined by fate," 


arti-nya keberuntungan atau kemalangan diatur oleh nasib, 
which means that luck or misfortune is governed by fate,


namun menilik dari cerita di atas, 
but judging from the story above, 


dapat diketahui bahwa nasib ditentukan oleh hati dan perbuatan Manusia itu sendiri. 
it can be seen that fate is determined by the heart and actions of humans themselves. 



Maka Po Yin Ci menulis sajak yang berbunyi,
So Po Yin Ci wrote a rhyme which read,


“Ramalan nasib walau tepat, namun sulit dipastikan, 
"The prediction of fate, although accurate, however it is difficult to ascertain, 

Kaya atau miskin timbul pada saat yang sama, 
Rich or poor arise at the same time, 

Baik atau jahat sesuai dengan satu niat hati saja, 
Good or evil according to one intention of heart, 

Akibat-nya, ribuan keberuntungan atau kemalangan”. 
As a result, thousands of luck or misfortune.