Halaman

Bagian Ke-tigabelas - Cerita 2

Part Thirteen - Story 2


Halaman Beranda No.54
Home Page No.54



Di Propinsi Si Ciang, 
In Si Ciang's Province, 


terdapat seorang Sastrawan bermarga Chen yang merupakan maniak sex. 
there is a literary man with the surname Chen who is a sex maniac. 
 

Dia diam-diam amat mencintai Kakak Ipar-nya yang telah men-janda, 
He secretly loved his elder Sister-in-law who was widowed, 


maka setelah ada kesempatan, 
so after he has the opportunity, 


dia lalu merayu Kakak Ipar-nya 
then he seduced his elder Sister-in-law 


untuk berselingkuh. 
to have an affair. 


Hari ujian telah dekat, 
The exam day was near, 


maka dia pergi ke Kuil Kwan Kung 
so he went to Kwan Kung's Temple 


untuk meminta petunjuk. 
for ask the guidance. 


Hasil-nya, Beliau memberi Wejangan, 
As a result, He gave a advice, 


“Saya ada dua baris sajak, 
"I have two lines of rhymes, 


apakah Anda bersedia untuk menulis dua baris lagi 
are you willing to write two more lines 


untuk melanjutkan-nya ?”.
to continue ?".


Dia menjawab bersedia, 
He answered yes, 


maka Dewa Kwan Kung menulis sajak, 
so the Kwan Kung's god wrote a rhyme, 


“Di balik kelambu sutera yang berwarna merah, 
"Behind the red silk net, 


Dengan penuh perasaan memanggil Kakak Ipar”. 
With great feeling calling elder Sister-in-law ”. 



Chen yang melihat sajak ini menjadi sangat malu 
Chen who saw this rhyme became very embarrassed 


dan tidak berani mendongkakkan kepala. 
and didn't dare to raise his head. 


Kemudian Dewa Kwan Kung berkata, 
Then the Kwan Kung's god said, 


“Kamu tidak berani menulis lanjutan-nya, 
"You don't dare to write the next rhyme, 


biar-lah Saya yang tulis saja”. 
let me just write it". 


Dewa Kwan Kung lalu melanjutkan sajak itu, 
The Kwan Kung's god then continued the rhyme, 


“Nanti sewaktu dalam perjalanan ke Neraka, 
"Later on the way to Hell, 


Apakah tidak malu bertemu dengan Abang ?”. 
Are you not ashamed to meet your elder brother ? ”. 


Chen melihat sajak ini, 
Chen saw this rhyme, 


wajah-nya menjadi pucat seketika, 
his face turned pale immediately, 


lalu ber-gegas pulang ke rumah. 
then hurried back home. 


Tidak sampai sebulan kemudian, 
Not until a month later, 


mendadak dia menemui ajal-nya secara misterius. 
he suddenly met his death mysteriously.