Halaman

Bagian Ke-tujuh - Cerita 2

Part Seven - Story 2


Halaman Beranda No.31
Home Page No.31


Ciang Wen Khe, mempunyai nama lain Phu Ce. 
Ciang Wen Khe, has another name Phu Ce. 


Ayah-nya bernama Wen Su Kung 
His father, Wen Su Kung, 


yang sering memberi pengarahan kepada Anak-cucu-nya, 
often gave directions to his grandchildren 


agar jangan terlalu mendekati artis penyanyi atau pemain sandiwara. 
not to get too close to singing artists or performers. 


Maka dari itu Wen Su Kung tidak pernah mengundang tamu 
Therefore Wen Su Kung never invited guests, 


dengan mengadakan pertunjukan sandiwara. 
with showing skits performance.


Sesudah Wen Su Kung meninggal dunia selama 10 tahun lebih, 
After Wen Su Kung died for more than 10 years, 


Anak-nya Wen Khe kadangkala ada mengundang tamu 
Wen Khe's son occasionally invited guests, 


dengan mengadakan pertunjukan sandiwara. 
with showing skits performance.


Tapi dia tidak berani memelihara para penyanyi dan pemain sandiwara. 
But he didn't dare to keep the singers and performers. 


Pada suatu hari, 
One day, 


pelayan Ku Seng bersama Wen Khe duduk ber-dua di teras, 
the Ku Seng's servant and Wen Khe sat on the terrace, 


lalu membicarakan tentang masalah pertunjukan sandiwara. 
then discussed the matter of skits performance. 


Ku Seng berusaha membujuk Wen Khe seraya berkata, 
Ku Seng tried to persuade Wen Khe as he said, 


“Anak pelayan di rumah kita sangat-lah banyak, 
"There are so many servants's child in our house, 


lebih baik kita mengundang seorang Guru les 
we better invite a tutor 


untuk melatih mereka bermain sandiwara, 
to train them to play skits, 


sehingga kapan saja kita dapat langsung mengadakan pertunjukan”. 
so that anytime we can immediately put on a show".


Hati Wen Khe mulai goyah, 
Wen Khe's heart began to waver, 


namun sebelum dia memberi jawaban, 
but before he give his answer, 


tiba-tiba melihat Ku Seng dalam keadaan ketakutan, 
suddenly saw Ku Seng in a state of fear, 


raut wajah-nya menjadi pucat pasi, 
his face turned pale, 


ke-dua tangan-nya bagaikan di-borgol 
his hands were like being handcuffs 


dan tubuh-nya seketika itu juga jatuh ke lantai. 
and his body immediately fell to the floor. 


Kepala-nya terjepit di kaki kursi, 
His head was pinched against the leg of the chair, 


seluruh tubuh-nya bagaikan di-tahan borgol besi. 
his whole body held up by iron handcuffs. 


Wen Khe segera mengundang Suhu 
Wen Khe immediately invited a Master 


untuk menolong pelayan tua itu. 
to help the old servant. 


Setelah menghabiskan waktu satu hari 
It was only after a day of time 


baru-lah pelayan tua dapat sadar kembali. 
that the old servant regained consciousness. 


Sesudah sadar dia langsung berkata, 
After realizing he immediately said, 


“Sungguh menakutkan!. 
“How scary !. 


Tadi baru saja aku selesai bicara, 
Just now I finished talking, 


tiba-tiba melihat seorang Kakek tua 
suddenly saw an old grandfather 


yang langsung menarik-ku ke ruang utama. 
who immediately pulled me into the main room. 


Sesampai-nya di sana 
When he arrived there, 


terlihat majikan tua duduk di kursi 
the old employer sat on a chair 


dengan wajah yang sangat marah mengatakan, 
with a very angry face saying, 


[Kamu sebagai pelayan senior di rumah ini, 
[You as a senior servant in this house, 


tidak mungkin tidak tahu semua Nasehat-ku. 
it is impossible not to know all my Advice. 


Dan sekarang kamu sudah berani merayu Anak-ku 
And now you have dared to seduce my son 


untuk memelihara para pemain sandiwara. 
to look after the performers. 


Pengawal !. Pukul dia sebanyak 40 kali, 
Bodyguard ! Hit him 40 times, 


lalu dengan hidup-hidup ditaruh dalam peti. ] 
then put him alive in the chest box. ] 


Waktu itu aku baru terbangun 
At that time I just woke up 


tapi belum bisa ber-suara, 
but couldn't make a sound, 


sesudah lewat beberapa lama, 
after a while, 


baru merasa agak baik-an, 
I just felt a little good, 


namun masih belum tahu bagaimana cara-nya untuk melepaskan diri”. 
but I still didn't know how to get away ”. 


Setelah selesai ber-cerita, 
After finishing the story, 


ada Orang yang membuka baju-nya 
there is a person who took off his clothes 


untuk membuktikan kebenaran cerita-nya, 
to prove the truth of his story, 


setelah dilihat ke-dua lengan-nya 
after looking at both of his arms, 


semua memang ada bekas memar biru. 
they all had blue bruises. 


Wen Khe melihat kejadian ini menjadi ketakutan, 
Wen Khe saw this incident become frightened, 


semua keinginan-nya menjadi hilang seketika. 
all his desires were gone instantly. 


Mulai saat ini juga, 
From now on, 


dia lebih rajin untuk berbuat Jasa Pahala 
he is more diligent in doing Merit 


dan menegakkan Kebajikan, 
and upholding Virtue, 


semua Aturan Rumah menjadi tertib 
all the House Rules were orderly 


seperti sewaktu Wen Su Kung masih hidup 
as when Wen Su Kung was still alive 


dan setiap Keturunan-nya berhasil mencapai kejayaan. 
and each of his descendants succeeded in achieving glory.